Saya penasaran, teman-teman disini kalau mau pilih ide yang mau dieksekusi ada caranya ngga ya? Terutama buat orang seperti saya yang kebanyakan gaya (baca: kebanyakan ide) seringkali bingung ide mana yang layak untuk dieksekusi. Adakah framework, kerangka berfikir atau metode yang digunakan untuk hal ini? Ditunggu ya pendapatnya. Terimakasih 🙏
@rizafahmi menulis
Kerangka Berfikir untuk Memilih Ide yang mau dieksekusi
Kalau saya pribadi, biasanya ngelihat mana yang saya sendiri mau pakai dalam waktu dekat. Contohnya saya mau bikin forum ini, tapi tertunda terus karena ngga ada motivasi :| . Kebetulan bulan kemarin ada hackathon, jadilah pemicu, untuk bikin forumnya. Eh untungnya sebulan kemudian terpakai, meskipun banyak yang perlu diperbaiki.
Susah banget sih saya, kalau ngga ada iming-iming di belakang
Biasanya sih kalo punya banyak ide, saya cuma milih 1 yang paling bikin penasaran 🤣
Sisanya either gak dikerjain atau nunggu mood lagi buat ngerjainnya
Wah menarik nih pakai momentum hackathon. Kira-kira faktor apa saja ya yang bisa kita ambil dari konsep hackathon biar tidak perlu menunggu hackathon baru bikin-bikin?
- Hackathon ada hadiahnya. Bahkan berhasil submit pun sudah merupakan pencapaian yang gemilang
- Waktunya terbatas, ini juga penting terutama untuk menentukan fitur. Karena kalau tidak ada batas waktu, jadi ngga kelar-kelar
- Ada peer pressure, terutama jika teman juga ikutan. Ini bagian dari punishment atau hukuman. Mungkin bisa digantikan dengan kampanya build in public, 100 days of code yang setiap progress disebar ke social media atau bahkan livestreaming
- Partisipasi bisa dapat swag, ini bisa digantikan dengan memberikan reward kepada diri sendiri.
Adakah yang terlewat?
Menarik disummarize satu per satu. Setuju.. batas waktu menurut saya sangat diperlukan.
Nah sayangnya untuk proyek ngerjain sendiri: hal ini susah diimplementasikan. Mungkin salah satu "hack" nya denga social build.. apa sih istilahnya :|
Saya biasanya untuk memilih ide yang mau di eksekusi saya memilih ide yang memang ingin saya butuhkan dalam waktu dekat. karena sejauh ini ide ide saya tumbuhnya untuk membantu orang lain dan kebetulan saya butuhkan juga.
Mantap, terimakasih pendapatnya @mgilangjanuar dan @pemudakoding. Pertanyaan berikutnya, gimana kalau rasa penasarannya dan juga kebutuhannya hilang dan berganti, padahal idenya belum selesai dieksekusi?
Kalau dua duanya: kebutuhan sudah tidak ada dan sudah ngga menarik lagi, saya sih otomatis mundur ya 😅
Betul sih, tapi gimana ya caranya menghindari shiny object syndrome, yang memandang project baru jauh lebih menarik
Kalau aku akhir2 ini, bikin yg mau dibeli, dan dibayar sama user dulu. Mengingat boostraping, ga pake dana investor, jadi fitur mana yg dikerjakan, yg ngasilin duit cepet dulu. Walaupun tetep ada pertimbangan utk jangka panjang juga sih.
Biasanya kalau di warung.io, customerku ada 3 tier. Pertama ini end user yang suka gratisan, pengennya dapet fitur seabrek, tapi ga mau bayar sama sekali. Yang kedua, client yg ngerasa udah mulai butuh custom, siap keluarin duit, tapi ga banyak2. Biasanya yg kayak gini sih aku serahin ke partner buat handle. Nah yang terakhir nih, customer enterprise, biasanya mereka minta macem-macem, tapi siap bayar gedhe juga. Yang kayak gini biasanya kami handle sendiri.
Mengingat bootstrap, biasanya fitur kita kembangin ke enterprise dulu, terus ujicoba ke partner, kalau udah stabil dan ketahuan cari duitnya dari mana, walaupun kita lempar gratis. Baru deh fiturnya dirilis ke publik yang suka gratisan.
Urusan shiny new object, aku juga suka oprek belajar hal baru, lebih semangat. Nah biasanya yg butuh enterprise, jadi ada yg bayarin. Plus ada pressurenya, kalau ga jadi, siap2 digantung, akhirnya mau ga mau fitur harus jadi. Walaupun kadang kalau kebabalasan bahaya, ga stabil sistemnya. Tapi beberapa client ku malah bilang kalau pas boncos gini, "ya gpp lah, anggap aja biaya belajar". Saya sih seneng2 aja, riset bleeding edge ada yg bayarin, tapi tekanan batin juga kalau sampe ga kasih value apa2.